Sesuatu yang sangat diharapkan oleh setiap pasangan suami istri yang telah menikah tentunya kehamilan, apalagi bila kehamilan bayi pertama mereka.
Anak masih dipandang sebagai sebuah simbol dari perkawinan. Ungkapan banyak anak banyak rejeki masih banyak dipercaya oleh masyarakat Indonesia, sehingga angka kelahiran masih cukup tinggi.
Mungkin, beberapa di antara anda ada juga yang menganggap anak adalah beban bagi keluarga. Namun, apabila anda pernah melewati proses kehamilan yang begitu menakjubkan, tentunya anda tidak akan berpikir seperti itu lagi.
Pada masa kehamilan, terjadi banyak sekali perubahan, misalnya perubahan fisik, perubahan emosi, pergerakan janin di dalam rahim anda dan proses kelahiran yang sangat anda tunggu-tunggu. Hal tersebut tentunya akan menjadi pengalaman berharga bagi setiap wanita.
Namun, pernahkah anda mendengar kehamilan resiko tinggi? Kehamilan resiko tinggi ini telah menimpa 5 hingga 10 persen wanita hamil. Kondisi ini ditandai dengan munculnya berbagai bahaya dan komplikasi yang biasa terjadi pada ibu hamil ataupun dengan janin yang dikandungnya. Gangguan ini biasanya terjadi pada masa kehamilan, saat melahirkan ataupun saat nifas. Semua ibu hamil pastinya ingin menjalani masa kehamilan yang normal dan sehat.
Dengan menjalani proses kehamilan yang normal, maka bayi anda juga akan terhindar dari berbagai resiko kehamilan tinggi. Jadi, apa sajakah faktor yang dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi itu?
Untuk lebih jelas mengenai kehamilan resiko tinggi, simaklah uraian yang akan disajikan berikut ini. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi, di antaranya adalah :
1. Kondisi ibu Pada umumnya, kondisi fisik seorang ibu bisa sangat berpengaruh pada kehamilan yang dialaminya. Usia yang paling tepat untuk kehamilan dan melahirkan adalah pada rentang usia 20 hingga 30 tahun atau maksimal 35 tahun. Seorang wanita yang mulai hamil pada usia 20 tahun dengan rentang waktu kehamilan berikutnya 2 atau 3 tahun. Selain itu, tinggi badan seorang ibu juga cukup mempengaruhi kehamilan resiko tinggi.
Tinggi kurang dari 145 cm dapat meningkatkan kehamilan resiko tinggi. Begitu pula jika seorang ibu terlalu kurus atau kekurangan gizi. Selain itu, ada juga beberapa penyakit yang dapat mempertinggi kehamilan resiko tinggi, misalnya kelainan jantung, tekanan darah tinggi, sakit kepala hebat dan beberapa penyakit kronis seperti asma dan diabetes. Selain dari berbagai faktor tersebut, anda juga perlu mewaspadai serangan virus, parasit dan penyakit menular lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya anda melakukan pemeriksaan di awal kehamilan untuk memastikan kehamilan resiko tinggi atau tidak.
2. Kondisi bayi Selain pada kondisi sang ibu, kondisi bayi juga sangat mempengaruhi tingkat kehamilan resiko tinggi, terutama pada bayi kembar. Faktor lainnya, mencakup plasenta seperti plasenta previa (plasenta yang menutupi jalan lahir) ataupun solusio plasenta (plasenta lepas sebelum bayi lahir). Di samping itu, anda juga perlu mewaspadai kondisi bayi yang lahir, misalnya bayi terlalu besar.
Hal ini tentunya akan mempersulit jalan kelahiran bayi ini. Kelainan bawaan janin misalnya hidrosefalus, kelainan letak janin dan hal lain juga perlu anda waspadai. Oleh karena itu, sebaiknya anda perlu untuk menjadwalkan pemeriksaan USG secara rutin dan berkala, sehingga anda juga dapat memantau perkembangan janin anda, sehingga ketika terjadi sesuatu yang tidak normal, maka anda langsung bisa men ambil langkah awal untuk mengantisipasinya.
3. Faktor lingkungan Besarnya angka kematian pada ibu melahirkan tentunya mengharuskan anda untuk lebih waspada pada kehamilan resiko tinggi. Sebaiknya, s orang ibu hamil menjaga asupan makananya, memperoleh udara yang bersih, menghindari daerah polutan dan polusi udara serta mendapat istirahat yang cukup.
Sayangnya, kondisi lingkungan di masyarakat kita masih sangat memprihatinkan, terutama pada masyarakat menengah ke bawah yang belum memperhatikan dan menyadari pentingnya kesehatan seorang ibu hamil. Tidak sedikit kita temukan kasus seorang ibu hamil yang tidak pernah sekalipun memeriksakan kehamilannya pada dokter atau bidan lainnya. Mereka juga tidak memperhatikan makanan yang mereka konsumsi dan sebagai akibatnya, kehamilan resiko tinggi masih sering terjadi.
Anak masih dipandang sebagai sebuah simbol dari perkawinan. Ungkapan banyak anak banyak rejeki masih banyak dipercaya oleh masyarakat Indonesia, sehingga angka kelahiran masih cukup tinggi.
Mungkin, beberapa di antara anda ada juga yang menganggap anak adalah beban bagi keluarga. Namun, apabila anda pernah melewati proses kehamilan yang begitu menakjubkan, tentunya anda tidak akan berpikir seperti itu lagi.
Pada masa kehamilan, terjadi banyak sekali perubahan, misalnya perubahan fisik, perubahan emosi, pergerakan janin di dalam rahim anda dan proses kelahiran yang sangat anda tunggu-tunggu. Hal tersebut tentunya akan menjadi pengalaman berharga bagi setiap wanita.
Namun, pernahkah anda mendengar kehamilan resiko tinggi? Kehamilan resiko tinggi ini telah menimpa 5 hingga 10 persen wanita hamil. Kondisi ini ditandai dengan munculnya berbagai bahaya dan komplikasi yang biasa terjadi pada ibu hamil ataupun dengan janin yang dikandungnya. Gangguan ini biasanya terjadi pada masa kehamilan, saat melahirkan ataupun saat nifas. Semua ibu hamil pastinya ingin menjalani masa kehamilan yang normal dan sehat.
Dengan menjalani proses kehamilan yang normal, maka bayi anda juga akan terhindar dari berbagai resiko kehamilan tinggi. Jadi, apa sajakah faktor yang dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi itu?
Untuk lebih jelas mengenai kehamilan resiko tinggi, simaklah uraian yang akan disajikan berikut ini. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi, di antaranya adalah :
1. Kondisi ibu Pada umumnya, kondisi fisik seorang ibu bisa sangat berpengaruh pada kehamilan yang dialaminya. Usia yang paling tepat untuk kehamilan dan melahirkan adalah pada rentang usia 20 hingga 30 tahun atau maksimal 35 tahun. Seorang wanita yang mulai hamil pada usia 20 tahun dengan rentang waktu kehamilan berikutnya 2 atau 3 tahun. Selain itu, tinggi badan seorang ibu juga cukup mempengaruhi kehamilan resiko tinggi.
Tinggi kurang dari 145 cm dapat meningkatkan kehamilan resiko tinggi. Begitu pula jika seorang ibu terlalu kurus atau kekurangan gizi. Selain itu, ada juga beberapa penyakit yang dapat mempertinggi kehamilan resiko tinggi, misalnya kelainan jantung, tekanan darah tinggi, sakit kepala hebat dan beberapa penyakit kronis seperti asma dan diabetes. Selain dari berbagai faktor tersebut, anda juga perlu mewaspadai serangan virus, parasit dan penyakit menular lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya anda melakukan pemeriksaan di awal kehamilan untuk memastikan kehamilan resiko tinggi atau tidak.
2. Kondisi bayi Selain pada kondisi sang ibu, kondisi bayi juga sangat mempengaruhi tingkat kehamilan resiko tinggi, terutama pada bayi kembar. Faktor lainnya, mencakup plasenta seperti plasenta previa (plasenta yang menutupi jalan lahir) ataupun solusio plasenta (plasenta lepas sebelum bayi lahir). Di samping itu, anda juga perlu mewaspadai kondisi bayi yang lahir, misalnya bayi terlalu besar.
Hal ini tentunya akan mempersulit jalan kelahiran bayi ini. Kelainan bawaan janin misalnya hidrosefalus, kelainan letak janin dan hal lain juga perlu anda waspadai. Oleh karena itu, sebaiknya anda perlu untuk menjadwalkan pemeriksaan USG secara rutin dan berkala, sehingga anda juga dapat memantau perkembangan janin anda, sehingga ketika terjadi sesuatu yang tidak normal, maka anda langsung bisa men ambil langkah awal untuk mengantisipasinya.
3. Faktor lingkungan Besarnya angka kematian pada ibu melahirkan tentunya mengharuskan anda untuk lebih waspada pada kehamilan resiko tinggi. Sebaiknya, s orang ibu hamil menjaga asupan makananya, memperoleh udara yang bersih, menghindari daerah polutan dan polusi udara serta mendapat istirahat yang cukup.
Sayangnya, kondisi lingkungan di masyarakat kita masih sangat memprihatinkan, terutama pada masyarakat menengah ke bawah yang belum memperhatikan dan menyadari pentingnya kesehatan seorang ibu hamil. Tidak sedikit kita temukan kasus seorang ibu hamil yang tidak pernah sekalipun memeriksakan kehamilannya pada dokter atau bidan lainnya. Mereka juga tidak memperhatikan makanan yang mereka konsumsi dan sebagai akibatnya, kehamilan resiko tinggi masih sering terjadi.
Faktor Penyebab Kehamilan Beresiko Tinggi
Reviewed by Unknown
on
00.23.00
Rating:
Tidak ada komentar: